Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

OBESITAS

0 komentar
LAPORAN PRAKTIKUM
OBESITAS
DIETETIK II

 KASUS 1
Pasien wanita usia 25 tahun mendatangi klinik gizi rawat jalan dengan keluhan badan mudah lelah, nafas tersenggal-senggal, dan merasa lingkar perutnya mulai buncit. Pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan 3.000.000,00 per bulan. Kegiatan sehari-hari pasien berangkat pagi dan pulang malam, diantara itu pasien lebih banyak duduk. Pasien tidak pernah olahraga, tetapi menyatakan keinginannya untuk olahraga. Tidak ada riwayat penyakit.
Hasil diagnose dokter adalah pasien menderita Obesitas, dengan hasil laboratorium sbb:
Parameter
Hasil Laboratorium
Total kolesterol
TG
LDL
HDL
190
110
98
51

Pola makan pasien adalah 3 kali sehari dan sering jajan. Jajanan yang disukai adalah bakso, mie ayam, mie instan, dan es krim. Makanan yang dikonsumsi adalah nasi, ikan, telur, jarang makan buah dan sayur. Hasil recall pasien adalah E 110%, P 115%, L 90%, dan KH 120%.
Berat badan pasien saat ini adalah 60 kg dengan TB 150 cm. Tekanan darah pasien 130/90, nadi 70, respirasi 25, dengan suhu 37°C. pasien sudah kesulitan BAB sejak 3 hari yang lalu.
Tentukan penatalaksanaan diet pasien tersebut!

LAPORAN KASUS
BAGIAN 1. ASSESMEN

A. ANAMNESIS

1.    IDENTITAS PASIEN


Nama           : Nn. X
 No RM     : -
Umur           : 25 tahun
Ruang       : -
Sex              : Perempuan
TglMasuk : 8 Januari 2016
Pekerjaan    : Wiraswasta
TglKasus  : 8 Januari 2016
Pendidikan  : -
Alamat       : -
Agama        : -
Diagnosis medis  : Obesitas

2.    Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama
Badan mudah lelah, nafas tersenggal-senggal, dan merasa lingkar perutnya mulai buncit
Riwayat Penyakit Sekarang
3 HSMRS kesulitan BAB
Riwayat Penyakit Dahulu           
-
Riwayat Penyakit Keluarga
-
                   

3.    Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data Sosioekonomi

Penghasilan   : Rp. 3.000.000 (Menengah ke atas)                  
Jumlah anggota keluarga : -
Suku : -
Aktifitas fisik
Jumlah jam kerja   :    -       Jumlah jam tidur sehari : -
Jenis olahraga   :  -                        Frekuensi  : -
Alergi makanan
Makanan . :  -                                   penyebab : -
Jenis diet khusus     :  -                         Alasan : -
Yang Menganjurkan : -
Masalah gastrointestinal
Nyeriuluhati  (ya/tidak ),      Mual (ya/tidak ),          Muntah (ya/tidak), Diare (ya/tidak),     Konstipasi (ya/tidak ),       Anoreksia     (ya/tidak ) Perubahan pengecapan/penciuman  (ya/tidak )
Penyakit kronik
Jenis penyakit  : -     Modifikasi diet  :  -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut
Sulit menelan  (ya/tidak),  Stomatitis   (ya/tidak),  Gigi lengkap  (ya/tidak) 
Pengobatan
Vitamin/mineral/suplemen gizi lain  -:
 Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat badan
Bertambah/berkurang  :      lamanya :   -                                    ,
 disengaja /tidak (merasa lingkar perutnya mulai buncit)
Mempersiapkan makanan
Fasilitas memasak                      : -
Fasilitas menyimpan makanan   :-
Riwayat / polamakan
Pola makan pasien adalah 3 kali sehari dan sering jajan.
Makanan pokok : nasi,mie
Lauk hewani : ikan, telur, bakso, ayam
Lauk nabati : -
Sayur : jarang
Buah : jarang
Minuman : es krim

Kesimpulan :(diagnosis medis, sosek, aktifitas, gangguan gastrointestinal,  pola makan dll)
Dihadapkan kepada px perempuan usia 25 tahun dengan diagnosa obesitas keluhan utama Badan mudah lelah, nafas tersenggal-senggal, dan merasa lingkar perutnya mulai buncit riwayat penyakit sekarang 3 HSMRS kesulitan BAB. Status ekonomi pasien menengah ke atas. Masalah GI terdapat konstipasi. Pola makan px teratur dan sering jajan.

B.  ANTROPOMETRI

TB
Berat Badan
150 cm
60 kg
Kesimpulan :
IMT =  = 26,67
Jadi, status gizi px adalah obesitas 1


C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA


Pemeriksaan urin  /darah

Satuan/
Nilai Normal
Awal Masuk RS
AwalKasus

Kolestrol

<200
190
190
TG
<150
110
110
LDL
<100
98
98
HDL
>50
51
51

Kesimpulan :
Pasien memiliki kadar Kolestrol, TG, LDL, dan HDL normal

D.  PEMERIKSAAN FISIK


1.     Kesan Umum :
2.     Vital Sign :   - Tensi :130/90                      - Respirasi : 25  - Nadi :          70        - Suhu             :37°C
3.     Kepala/ abdomen/extremitas  : -
            Kesimpulan :
            Dihadapkan px dengan Tensi px tinggi (pre hipertensi)

E. ASUPAN ZAT GIZI.

            Hasil Recall  24 jam diet : Rumah/rumah sakit *
      Tanggal: ………………….……..
      Diet  RS: ……...............……………………

Implementasi

Energi (Kcal)
Protein (gr)
Lemak (gr)
KH (gr)

Asupan oral

2475
64,4
67,5
370,8

Asupan Enteral





Infus





Kebutuhan




Keb AKG
2250
56
75
309
% Asupan
110%
115%
90%
120%

           
Kesimpulan:
            Asupan energy dan lemak px sudah mencukupi (90 – 110%). Asupan protein dan karbohidrat px berlebih (<110%).

F. TerapiMedis

Jenis Obat/tindakan

Fungsi
Interaksi dengan zat gizi

 




BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

Problem Gizi
1.    Domain Intake :
NI-1.3 Excessive energy intake
NI-2.2 Excessive oral intake
NI-5.5 Imbalance of nutritiens
NI-5.7.2 Excessive protein intake
NI-5.8.2 Excessive Carbohydrate intake
NI-5.8.5 Inadequate fiber intake
NI-5.10.2 Excessive mineral intake

2.    Domain Clinical :
NC-3.3 Obesity

3.    Domain Behavior :
NB-1.1 Food and Nutrition related knowledge deficit
NB-1.4 Self Monitoring Deficit
NB-2.1 Physical Inavtivity
Kesimpulan
NI-5.5 Asupan nutrisi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya informasi tentang makanan dibuktikan dengan asupan zat gizi protein dan karbohidrat yang berlebih (protein 115% dan karbohidrat 120% normal à 90 – 110%)
NI-5.7.2 Asupan protein yang berlebihan berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi dibuktikan dengan persentase asupan protein 115% (normalà90 – 110 %)
NI-5.8.5 Asupan serat yang kurang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan seputar jumlah serat yang dibutuhkan dibuktikan dengan konstipasi
NI-5.8.2 Asupan karbohidrat yang berlebihan berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang jumlah asupan KH yang tepat dibuktikan dengan persentase asupan KH 120% (normal à 90 – 110%)
NI-5.10.2 kelebihan asupan mineral (natrium tinggi) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan dan nutrisi dibuktikan dengan tensi pasien tinggi 130 /90 (prehipertensi)
NC-3.3 Obesitas yang berkaitan dengan asupan yang berlebihan dibuktikan dengan IMT 26,67 dan lingkar perut mulai buncit
NB-1.4 Kurangnya memonitoring diri sendiri berkaitan dengan kurangnya pengetahuan seputar makanan dan zat gizi yang berhubungan dengan monitoring diri dibuktikan dengan status gizi yang obesitas
NB-2.1 Tidak adanya aktifitas fisik berkaitan dengan terbatasnya aktifitas fisik pada keseharian dibuktikan dengan pasien banyak duduk dan tidak pernah berolahraga

BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI

A. PLANNING

1.   Terapi Diet
      Bentuk makanan : Biasa
      Cara pemberian  : Oral
2.    Tujuan Diet :
-             Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
-             Mencapai IMT normal
-             Mencapai WC normal
-             Mengatasi konstipasi
-             Mangatasi hipertensi
-             Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan BB ½ - 1 kg/minggu
3.    Syarat / prinsip Diet:
-          Protein 1 – 1,5 g/KgBB/hari
-          Lemak sedang 20 – 25% (PUFA)
-          KH sesuai kebutuhan (usahakan KH kompleks)
-          Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan
-          Porsi 3x makan utama 2-3x selingan
-          Cairan cukup 8 – 10 gelas/hari
-          Natrium
-          Tinggi serat
4.    Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
BB Ideal = 90% x 50 = 45 kg
60 kg / 45 kg = 133,33% à BB Adjusted
BB Adjusted = BB Ideal – 0,25 (BB Aktual – BB Ideal)
BB Adjusted = 45 + (0,25 x (60 – 45)
= 45 + 3,75 = 48,75 kg
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x 150) – (4,7x U)
= 655 + (9,6 x 48,75) + (1,8 x 150) – (4,7 x 25)
= 655 + 468 + 270 – 117,5
= 1275,5 kkal
TEE = BEE x Fa  
TEE1275,5  x 1,55
            = 1977,03 kkal

P = 1 x BB = 1 x 48,75 = 48,75 g
= 48,75 x 4 = 195 kkal

       
 54,92 g

KHTotal kkal – (P + L)
      = 1977,03(195 + 494,26)
      = 1287,77 kkal
      321,94 g
Serat = 30 g (Penuntun Diet)
Cairan = 2300 ml (AKG 25 thn)
Natrium = 1200 mg (Penuntun Diet)
Pembahasan Preskripsi Diet : Diet Rendah Kalori Rendah Garam Tinggi Serat (Nasi RKRGTS)          
5.   Rencana monitoring dan evaluasi

Yang diukur
Pengukuran
Evaluasi/ target
Antropometri
Berat badan
Tiap hari
Normal
Biokimia
-
-
-
Klinik
Tensi darah
Tiap hari
Normal
Asupan zat gizi
Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat , serat, cairan
Tiap hari

Sesuai kebutuhan
Memenuhi min. 80%
6.   RencanaKonsultasiGizi     :
Masalah gizi :
-          Obesitas
-          Pre hipertensi
-          Konstipasi
-          Kurangnya olahraga
-          Pola hidup yang kurang baik
Tujuan :
-          Mencapai BB ideal
-          Mencegah terjadinya hipertensi
-          Mencegah terjadinya konstipasi
-          Pembiasaan pola hidup sehat dengan aktifitas fisik yang baik (rutin olahraga)
Konseling gizi :
-          Membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori
-          Meningkatkan makanan yang mengandung tinggi serat
-          Membatasi konsumsi makanan jajanan 
-          Mengurangi makanan yang mengandung tinggi natrium
-          Memberikan edukasi tentang pentingnya olahraga untuk kasahatan tubuh dan menurunkan berat badan yang berlebih
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Obesitas merupakan kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh faktor biologi spesifik. Faktor genetik sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Limanan, 2013). Obesitas ini disebabkan karena aktivitas fisik yang kurang, disamping masukan makanan padat energi yang berlebihan. Obesitas pada remaja meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada saat dewasa karena kaitannya dengan sindroma metabolik yang terdiri dari resistensi insulin/hiperinsulinemi, intoleransi glukosa/diabetes melitus, dislipidemia, hiperurisemia, gangguan fibrinolisis, dan hipertensi (Hendra, 2016).
Prevalensi obesitas menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 meningkat jika dibandingkan dengan Riskesdas 2010. Angka obesitas pria pada 2010 sekitar 15 persen dan sekarang menjadi 20 persen. Pada wanita persentasenya dari 26 persen menjadi 35 persen. Tingginya asupan energi tanpa diikuti dengan pe-ningkatan aktivitas fisik akan menyebabkan tubuh menyimpan energi ekstra sebagai lemak dan mengakibatkan kegemukan (Smolin & Grosvenor 2010). Hal ini diduga karena pangan sumber protein hewani juga merupakan pangan yang tinggi lemak (Bujnowski et al. 2011) dan asupan lemak yang tinggi berhubungan dengan risiko kegemukan (Phi llips et al. 2012) hal ini terdapat hubungan berbanding terbalik antara peningkatan berat badan wanita dengan peningkatan asupan sayur dan buah, asupan tinggi serat dan makanan gandum (whole grain) (Bujisse, 2009).
World Health Organization (WHO) mengeluarkan klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan cara berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. Berikut adalah pembagiannya :
Klasifikasi
IMT (kg/m2)
Underweight
<18,5
Berat badan normal
18,5 – 22,9
Overweight (beresiko)
23,0 – 24,9
Obesitas tingkat 1
25,0 – 29,9
Obesitas tingkat 2
>30

         Pada kasus ini pasien juga mengalami hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak pemeriksaan minimal 10 menit (Setiati, 2008). Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan Joint National Committee (JNC) VII, 2003 adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah Sistolik (mmHg)
Tekanan darah Diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120 – 139
80 – 89
Hipertensi stadium 1
140 – 159
90 – 99
Hipertensi stadium 2
> 160
> 100

   Tekanan darah dalam kisaran prehipertensi dihubungkan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Prehipertensi termasuk kategori independen tekanan darah. Menurut The Joint National Committee (JNC 7) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, prehipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik 120 - 139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80 - 89 mmHg pada usia lebih dari 18 tahun (Churniawati, 2015).
   Prehipertensi pada usia muda (< 35 tahun) berisiko terjadinya arteroskelorosis pada 20 tahun kemudian. Prehipertensi tidak meningkatkan mortalitas, namun secara signifikan dapat meningkatkan kematian terhadap faktor risiko lain seperti penyakit jantung.8 Penderita prehipertensi berisiko mengalami hipertensi klinis 19% pada lebih dari empat tahun mendatang dan penyakit kardiovaskuler di kemudian hari (Sun, 2013).

DIAGNOSIS GIZI
Pada kasus ini, dari hasil assesment/anamnesis diketahui bahwa pasien memiliki diagnosis medis berupa obesitas disertai pre hipertensi dengan keluhan utama berupa badan mudah lelah, nafas tersenggal-senggal, merasa lingkar perutnya mulai buncit serta 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit mengalami kesulitan BAB.
Obesitas merupakan keadaan abnormal atau akumulasi lemak berlebihan yang menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan (WHO,2000). Obesitas adalah salah satu penyakit dimana faktor gen, serta faktor lingkungan keduanya memiliki peran yang penting dalam perkembangan obesitas, dengan asupan energi yang tinggi merupakan faktor risiko independen dari obesitas(Beck, 2000).
Hasil dari asesmen yang dilakukan akan menghasilkan sebuah diagnosis gizi bagi pasien. Berikut adalah hasil diagnosis pasien Nn X dengan diagnosis medis obesitas yang disertai dengan pre  hipertensi:
4.    Domain Intake :
NI-1.3 Excessive energy intake
NI-2.2 Excessive oral intake
NI-5.5 Imbalance of nutritiens
NI-5.7.2 Excessive protein intake
NI-5.8.2 Excessive Carbohydrate intake
NI-5.8.5 Inadequate fiber intake
NI-5.10.2 Excessive mineral intake

5.    Domain Clinical :
NC-3.3 Obesity

6.    Domain Behavior :
NB-1.1 Food and Nutrition related knowledge deficit
NB-1.4 Self Monitoring Deficit
NB-2.1 Physical Inavtivity

Kesimpulan
1.    NI-5.5 Asupan nutrisi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya informasi tentang makanan dibuktikan dengan asupan zat gizi protein dan karbohidrat yang berlebih (protein 115% dan karbohidrat 120% normal à 90 – 110%)
Ø  Penderita Obesitas adalah seseorang yang memiliki penumpukan lemak bawah kulit yang terlalu banyak yang disebabkan oleh tidak seimbangnya asupan zat gizi dibandingkan aktifitas yang dilakukannya, dimana asupan energi lebih banyak dibandingkan pengeluarannya. Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 12-35% pada wanita dan 18-23% pada pria. Obesitas merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat yang terjadi secara terus menerus. Menurut Djoko (1995) kelebihan energi 5% selama setahun akan meningkatkan kelebihan berat badan dan lama-kelamaan akan menjadi obesitas


2.    NI-5.7.2 Asupan protein yang berlebihan berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi dibuktikan dengan persentase asupan protein 115% (normalà90 – 110 %)
Ø  Protein merupakan salah satu jenis zat gizi makro yang sangat dibutuhkan tubuh. Kebutuhan protein berkisar antara 15-20% dari total konsumsi energi/hari. Namun apabila asupan protein dan berbagai zat gizi makro lainnya berlebihan, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi, dsb. Kelebihan asupan protein dapat juga menyebabkan terjadinya obesitas. Hal ini disebabkan karena asupan protein yang berlebih dapat diubah menjadi lemak tubuh. Jika asupan protein melebihi kebutuhan tubuh, asam amino akan melepaskan ikatan nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigliserida (Linda,2008)

3.    NI-5.8.5 Asupan serat yang kurang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan seputar jumlah serat yang dibutuhkan dibuktikan dengan konstipasi
Ø  Serat merupakan komponen dalam tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, secara alami terdapat dalam tanaman (sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan). Konstipasi dimulai dari kebiasaan makan yang tidak sehat. Seseorang yang mengkonsumsi sedikit makanan berserat, tinjanya akan keras, kering dan kecil-kecil. Memperbaiki intake makanan berserat akan membantu seseorang untuk buang air besar secara normal. Serat makanan di dalam usus, akan menyerap cairan dan mengembang seperti karet busa, membentuk tinja menjadi besar dan lembab, sehingga lebih mudah keluar; konsumsi dietary fiber khususnya insoluble fiber misalnya pectin akan menghasilkan feses yang lunak. Dengan konsistensi feses yang lunak, hanya diperlukan sedikit kontraksi otot untuk mengeluarkannya. Sebaliknya intake serat yang rendah menyebabkan feses menjadi keras sehingga diperlukan kontraksi otot rektum yang lebih besar untuk mengeluarkannya hal ini menyebabkan konstipasi, atau lebih lanjut dapat menyebabkan wasir (Nainggolan Olwin dan Adimunca Cornelius,2005). Selain itu Konsumsi serat yang cukup dapat menurunkan resiko obesitas dengan memberikan energi yang lebih rendah, membuat rasa kenyang lebih lama, dan menunda rasa lapar (Elanor, 2002).
4.    NI-5.8.2 Asupan karbohidrat yang berlebihan berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang jumlah asupan KH yang tepat dibuktikan persentase asupan KH 120% (normal à 90 – 110%)
Ø  Konsumsi karbohidrat yang melebihi kebutuhan juga tidak menguntungkan bagi tubuh. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar perut, ginjal dan bawah kulit. Oleh karena itu kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan obesitas (Linda,2008).
5.    NI-5.10.2 kelebihan asupan mineral (natrium tinggi) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan dan nutrisi dibuktikan dengan tensi pasien tinggi 130 /90 (prehipertensi)
Ø  Obesitas adalah salah satu faktor risiko hipertensi (Fauci dkk,2008). Hal ini dapat disebabkan melalui berbagai mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah jantung ikut mening-kat. Sedangkan secara tidak langsung melalui perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-mediator seperti hormon, sitokin, adipokin, dsb(Sheps, 2005).Selain itu, asupan makanan yang kurang baik dengan kandungan natrium yang tinggi juga dapat menyebabkan semakin besarnya resiko hipertensi akibat obesitas.
6.    NC-3.3 Obesitas yang berkaitan dengan asupan yang berlebihan dibuktikan dengan IMT 26,67 dan lingkar perut mulai buncit
Ø  Obesitas merupakan keadaan ditemukannya kelebihan lemak dalam tubuh, dimana konsumsi lemak yang berlebih akan mudah meningkatkan berat badan. Kelebihan lemak tidak akan menyebabkan terjadinya oksidasi lemak sehingga lemak tersebut lansung disimpan dalam jaringan adiposa. Penimbunan lemak tersebut dapat terjadi di daerah perut (obesitas sentral) sehingga meningkatkan lingkar pinggang dan diseluruh tubuh (obesitas general). Obesitas sentral diketahui dengan pengukuran lingkar pinggang. Menurut WHO batasan lingkar pinggang untuk obesitas sentral untuk negara Asia termasuk Indonesia adalah untuk pria e" 90 cm dan wanita e" 80 cm (Ida dan sudihati, 2009). Obesitas berhubungan dengan pola makan, terutama bila makan makanan yang mengandung tinggi kalori, tinggi garam, dan rendah serat. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi seperti faktor demografi, faktor sosiokultur, faktor biologi dan faktor perilaku.


7.    NB-1.4 Kurangnya memonitoring diri sendiri berkaitan dengan kurangnya pengetahuan seputar makanan dan zat gizi yang berhubungan dengan monitoring diri dibuktikan dengan status gizi yang obesitas
Ø  Kurangnya kontrol diri seseorang mengenai pola konsumsi makanananya akan menimbulkan kecenderungan untuk mengkonsumsi apa yang ia inginkan diandingkan apa yang ia butuhkan, sehingga dapat menyebabkan tingginya asupan makanan yang kurang sehat dibandingkan makanan sehat. Terus berlangsungnya kebiasaan ini dan menjadi pola hidup seseorang dengan tanpa adanya perubahan prilaku dapat menyebabkan intake asupan menjadi tidak seimbang sehingga meningkatkan resiko terjadinya obesitas

8.    NB-2.1 Tidak adanya aktifitas fisik berkaitan dengan terbatasnya aktifitas fisik pada keseharian dibuktikan dengan pasien banyak duduk dan tidak pernah berolahraga

Ø  Keterbatasan waktu berolahraga yang ditambah dengan adanya teknologi tinggi  dapat mengurangi aktiviats fisik seseorang sehingga membuatnya menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik. Kemalasan dalam melakukan aktivitas fisik atau olahraga dan pola makan yang tidak sesuai dengan proporsi kerja tubuh merupakan factor utama penyebab obesitas. Kelebihan berat badan atau kegemukan (obesitas) akan sangat memberikan peluang terganggunya berbagai kerja organ-organ fisiologis sehingga berakibat terhadap terganggunya kesehatan seseorang. Aktivitas fisik (olahraga) sangat berpengaruh terhadap terpeliharanya kapasitas organ-organ faal tubuh. Terpeliharanya kapasitas organ-organ faal tubuh akan dapat memperlancar semua system yang terdapat didalam tubuh termasuk fungsi organ pencernaan. Berfungsinya secara baik organ-organ system pencernaan akan dapat memperlancar proses metabolisme sehingga penimbunan lemak maupun asam laktat yang berlebihan dapat dikurangi. Dengan penimbunan lemak dan asam laktat yang sedikit maka akan dapat mengurangi terjadinya obesitas (Muhammad, 2010).
INTERVENSI GIZI
Pada pasien diberikan terapi diet dengan bentuk makanan biasa dan diberikan secara oral karena pasien tidak mempunyai keluhan pada gastrointestinal dan tidak adanya kesulitan dalam mengunyah dan menelan makanan. Makanan yang diberikan juga harus memperhatikan beraneka macam makanan dengan adanya variasi bentuk, tekstur dan aroma yang mudah di terima dan di cerna oleh pasien.
Diet yang diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi normal serta mencapai IMT normal dikarenakan pasien mengalami status gizi obesitas tipe 1 dan disebabkan banyaknya mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat. Kemudian tujuan selanjutnya untuk mencapai waist circumference atau lingkar pinggang yang normal, mengatasi konstipasi, mengatasi hipertensi, mengurangi asupan energi sehingga tercapai penurunan BB ½ - 1 kg/minggu. Tujuan diet pada pasien dalam pencapaian lingkar pinggang yang normal adalah karena pasien mengalami lingkar perutnya mulai buncit, kemudian mengatasi konstipasi karena pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur, selanjutnya mengatasi hipertensi karena tensi yang ditunjukkan pada pasien tinggi (130/90).
Makanan yang diberikan dengan pemberian karbohidrat sesuai dengan kebutuhan tetapi diusahakan karbohidrat yang kompleks karena karbohidrat kompleks lebih mudah dan cepat untuk dicerna, lemak yang diberikan sedang diusahan untuk memberikan lemak yang tingkat kejenuhannya rendah, cairan yang cukup (8 – 10 gelas/hari) dan tinggi serat karena pasien mengalami konstipasi sehingga dibutuhkan cairan yang cukup dan makanan yang tinggi serat, kemudian membatasi dalam penggunaan natrium karena pasien mengalami pre-hipertensi. Asupan nutrisi yang baik diberikan agar dapat mencapai status gizi yang normal. Diperlukan membatasi makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan kalori sesuai dengan AKG bertujuan untuk mengatasi status gizi yang obesitas sehingga menormal status gizi pasien.

MONITORING EVALUASI
Program monitoring dan evaluasi berupa pemantauan selama proses penyembuhan seperti antropometri yaitu berat badan, biokimia yaitu Hb dengan targrt normal, tanda klinis yaitu pucat, letih, lesu, dan lemah, serta asupan gizi yaitu energi, protein, lemak, karbohdrat harus selalu terus dilaksanakan dengan target mencapai nilai normal disetiap point assesmennya. Peningkatan nilai menuju nilai normal dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan intervensi yang dilakukan. Dimana indikator keberhasilan pelayanan gizi Rumah Sakit adalah terwujudnya penentuan kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi Diet yang diberikan sesuai perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium dan terwujudnya penterjemahan preskripsi Diet (Depkes RI, 2004).
Konsultasi perlu diberikan untuk mencapai BB ideal melalui pembatasan konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori. Pencegahan terjadinya hipertensi melalui Mengurangi makanan yang mengandung tinggi natrium. Pencegahan terjadinya konstipasi melalui peningkatan makanan yang mengandung tinggi serat, dan pembatasan makanan jajanan. Pembiasaan pola hidup sehat dengan aktifitas fisik yang baik (rutin olahraga) melalui pemberian edukasi tentang pentingnya olahraga untuk kasahatan tubuh dan menurunkan berat badan yang berlebih.

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
·         Obesitas disebabkan karena aktivitas fisik yang kurang, jika obesitas dialami pada remaja dapat menyebabkan resiko penyakit kardiovaskuler pada saat dewasa karena kaitannya dengan sindroma metabolik.
·         Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
·         Prehipertensi pada usia muda (< 35 tahun) berisiko terjadinya arteroskelorosis pada 20 tahun kemudian.

SARAN
·         Dalam pemasakan menu untuk pasien obesitas dan mengalami hipertensi tidak  diperbolehkan untuk memakai bumbu bungkusan ataupun kalengan karena kandungan natrium yang tinggi
·         Dalam pemasakan beras merah sebaiknya dibersihkan dahulu sebelum dimasak supaya bersih ketika dimasak
·         Pada diagnosa gizi sebaiknya kata “kurangnya pengetahuan” dikurangi karena tidak semua orang yang berpengetahuan mengamalkan ilmu yang telah diketahui.

DAFTAR PUSTAKA
[Balitbangkes] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
[Balitbangkes] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Adam Muhammad Mappaompo. 2010. Obesitas dan Olahraga. Jurnal ILARA, Vol 1 ;No 2. hlm. 10 -16
 Beck ME. Hubungan dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: CV. Andi Offset; 2000.
Buijsse B, Feskens EJM, Schulze MB, Forouhi NG, Wareham NJ, Sharp S, Palli D, Tognon G, Halkjaer J, & Tjønneland A et al. 2009. Fruit and vegetable intakes and subsequent changes in body weight in European populations: results from the project on Diet, Obesity, and Genes (DiOGenes). Am Journal of Clinic Nutrition, 90, 202—209.
Bujnowski et al. 2011. Longitudinal association between animal and vegetable protein intake and obesity among adult males in the United States: the Chicago Western Electric Study. Journal of American Diet Association, 111(8), 1150—1155.
Churniawati, Lia. Martini, Santi. Wahyuni, Chatarina Umbul. Prehipertensi pada Obesitas Abdominal. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 4, Mei 2015
Depkes RI. 2004. Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan   kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI
Eleanor Noss Whitney, Sharon Rady Rolfes. Understanding Nutrition Nint Edition. USA. Wadsworth. 2002. p: 98
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL. Harrison’s principles of internal medicine. Ed ke-­17. New York: McGraw-­Hill Companies, Ic;; 2008.
Hendra, Christine. Manampiring, Aaltje E. Budiarso, Fona. 2016.  Factor – factor resiko pada remaja Obesitas di Bitung. Jurnal e-Biomedik, Volume 4, No 1, Januari – Juni 2016
Limanan, David. Prijanti, Ani Retno. 2013. Hantaran Sinyal Leptin dan Obesitas: Hubungannya dengan Penyakit Kardiovaskuler. eJKI Vol. 1, No. 2, Agustus 2013
Linda Kelly De Bruyne, Katrhyn Pinna, Ellie Whitney. Nutrition and Diet Therapy. Principles and Practice Sevent edition. USA. Wadsworth. 2008. p: 146
Phillips et al. 2012. High dietary saturated fat intake accentuates obesity risk associated with the fat mass and obesity–associated gene in adults. Journal of Nutrition, 142, 824—831.
Setiati, S. 2008. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. 1th ed, Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, pp. 34-39
Sheps SG. 2005. Mayo clinic hipertensi, mengatasi tekanan darah tinggi. Intisari Mediatama: Jakarta.
Smolin LA & Grosvenor MB. 2010. Healthy Eating a Guide to Nutrition: Nutrition and Weight Management, Second Edition. New York, Chelsea House Publishing.
Sun Z, Zheng L, Wei Y, Li J, Zhang M. 2013. The prevalence of prehypertension and hypertension among rural adults in Liaoning Province of China. Clinical Cardiology, 30 (4): 183-187.
World Health Organization. Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva. 2000.



LAMPIRAN







waktu
menu
bahan makanan
ukuran (g)
Energi
protein
Lemak
KH
water
serat
natrium
bangun tidur
air putih

200
0
0
0
0
200
0
0
sarapan
nasi putih
nasi putih
150
195
3,6
0,3
42,9
0
0,5
0

omelet sayur
telur
45
69,8
5,7
4,8
0,5
0
0
55,8


wortel
35
9
0,3
0,1
1,7
31,2
1,3
21


bayam
35
13
1,3
0,1
2,6
0
0,2
3,8


b.bombay
50
14
0,6
0,1
2,5
45,5
0,9
4,5


susu 
20
13,2
0,6
0,8
1
0
0
11


garam
0,2
0
0
0
0
0
0
77,4


minyak
10
86,2
0
10
0
0
0
0

air putih

200
0
0
0
0
200
0
0
selingan jam 09.00
mix juice
air kelapa
150
26,9
0,2
0,5
5,4
150
0,2
1,5


pepaya
85
33,1
0,5
0,1
8,3
25
1,5
2,5


nanas
85
41,6
0,3
0,3
10,5
25
1
0,9
selingan jam 11.00
sate buah
anggur
30
21,3
0,2
0,2
4,7
24,4
0,2
0,6


strobery
30
9,6
0,2
0,1
1,6
26,9
0,6
0,9


apel
30
17,7
0,1
0,1
4,6
25
0,8
0


melon
30
11,5
0,2
0,1
2,5
27,1
0,1
0,3


gula pasir
10
38,7
0
0
10
0
0
0,1


yoghurt
40
15,2
1,7
0
1,7
35,9
0
20
makan siang
nasi merah
beras merah
100
358
7,4
2,6
75,2
0
5,4
3

sup udang macroni
udang
35
27,7
5,8
0,3
0
0
0
62,7


macroni
20
70,6
2,4
0,4
14,2
0
0,9
0,6


brokoli
20
4,6
0,6
0
0,4
18,1
0,6
3


wortel
20
5,2
0,2
0
1
17,9
0,7
12


kaldu ayam
50
3,9
0,3
0,2
0,4
50
0
280


minyak
5
43,1
0
5
0
0
0
0


garam
0,2
0
0
0
0
0
0
77,4

air putih

250
0
0
0
0
250
0
0
selingan
salad buah
apel
50
29,5
0,1
0,2
7,7
25
1,4
0


anggur
30
21,3
0,2
0,2
4,7
24,4
0,2
0,6


strobery
30
9,6
0,2
0,1
1,6
26,9
0,6
0,9


mangga
40
26
0,2
0,1
6,8
20
0,7
0,8


kiwi
30
18,3
0,3
0,2
3,2
24,2
1,2
1,2

air putih

250
0
0
0
0
250
0
0
makan malam
nasi putih
nasi putih
150
195
3,6
0,3
42,9
0
0,5
0

salmon asam  manis
salmon
40
52,3
7,4
2,5
0
29,6
0
20,4


minyak
10
86,2
0
10
0
0
0
0


garam
0,5
0
0
0
0
0
0
193,6

tumis jamur tofu
jamur
40
10,8
0,9
0,2
2
0
0,9
0,8


tahu
25
19,3
2
1,2
0,1
21,3
0,1
1,8


minyak
5
43,1
0
5
0
0
0
0


garam
0,5
0
0
0
0
0
0
193,6

air putih

200
0
0
0
0
200
0
0
selingan
susu
tepung susu
30
139,2
6,5
5,7
15,5
0
0
96


gula
15
58
0
0
15
0
0
0,2


air putih
200
0
0
0
0
200
0
0
sebelum tidur
air putih

100
0
0
0
0
100
0
0
total pemenuhan



1837,5
53,6
51,8
291,2
2073,4
20,5
1148,9
total kebutuhan



1977,03
48,75
54,92
321,94
2300
30
1.200
presentase



92%
109%
94%
90%
90%
68%
95%



==================================================================
Analysis of the food record
==================================================================
Food                                                                             Amount               energy        carbohydr.
______________________________________________________________________________

BREAKFAST
nasi putih kukus                                                            150 g                  195,0 kcal       42,9  g
telur ayam                                                                       45 g                    69,8 kcal         0,5  g
Carrot fresh                                                                     35 g                      9,0 kcal         1,7  g
bayam segar                                                                    35 g                    13,0 kcal         2,6  g
Onions fresh                                                                   50 g                    14,0 kcal         2,5  g
susu segar                                                                        20 g                    13,2 kcal         1,0  g
garam                                                                                0,2 g                   0,0 kcal         0,0  g
minyak kelapa sawit                                                       10 g                    86,2 kcal         0,0  g
Drinking water                                                              200 g                      0,0 kcal         0,0  g

Meal analysis:  energy 400,2 kcal (23 %),  carbohydrate 51,0 g (19 %)


1. BREAK
kelapa muda air                                                             150 g                    26,9 kcal         5,4  g
pepaya                                                                             85 g                    33,1 kcal         8,3  g
nanas                                                                               85 g                    41,6 kcal       10,5  g

Meal analysis:  energy 101,6 kcal (6 %),  carbohydrate 24,3 g (9 %)


1. BREAK
Grapes fresh                                                                    30 g                    21,3 kcal         4,7  g
Strawberry fresh                                                             30 g                      9,6 kcal         1,6  g
Apple fresh                                                                     30 g                    15,6 kcal         3,4  g
Melon fresh                                                                     30 g                    11,5 kcal         2,5  g
gula pasir                                                                         10 g                    38,7 kcal       10,0  g
Yoghurt skimmed                                                           40 g                    15,2 kcal         1,7  g

Meal analysis:  energy 111,8 kcal (6 %),  carbohydrate 23,9 g (9 %)


LUNCH
beras merah giling                                                         100 g                  358,0 kcal       75,2  g
udang segar                                                                     35 g                    27,7 kcal         0,0  g
makaroni                                                                         20 g                    70,6 kcal       14,2  g
Broccoli fresh cooked                                                     20 g                      4,6 kcal         0,4  g
Carrot fresh                                                                     20 g                      5,2 kcal         1,0  g
kaldu ayam                                                                     50 g                      3,9 kcal         0,4  g
minyak kelapa sawit                                                         5 g                    43,1 kcal         0,0  g
garam                                                                                0,2 g                   0,0 kcal         0,0  g
Drinking water                                                              250 g                      0,0 kcal         0,0  g

Meal analysis:  energy 513,2 kcal (30 %),  carbohydrate 91,1 g (34 %)


2. BREAK
nasi putih kukus                                                            150 g                  195,0 kcal       42,9  g
Salmon fresh                                                                   40 g                    52,3 kcal         0,0  g
minyak kelapa sawit                                                       10 g                    86,2 kcal         0,0  g
garam                                                                                0,5 g                   0,0 kcal         0,0  g
jamur putih mentah                                                         40 g                    10,8 kcal         2,0  g
tahu                                                                                 25 g                    19,0 kcal         0,5  g
minyak kelapa sawit                                                         5 g                    43,1 kcal         0,0  g
garam                                                                                0,5 g                   0,0 kcal         0,0  g
Drinking water                                                              200 g                      0,0 kcal         0,0  g
tepung susu                                                                     30 g                  139,2 kcal       15,5  g
gula pasir                                                                         15 g                    58,0 kcal       15,0  g
Drinking water                                                              200 g                      0,0 kcal         0,0  g

Meal analysis:  energy 603,7 kcal (35 %),  carbohydrate 75,9 g (29 %)


IN BETWEEN
Drinking water                                                              100 g                      0,0 kcal         0,0  g

Meal analysis:  energy 0,0 kcal (0 %),  carbohydrate 0,0 g (0 %)


=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient                            analysed                           recommended                         percentage
content                                value                                 value/day                             fulfillment
______________________________________________________________________________
energy                               1837,5 kcal                           1977,03 kcal                             92 %
water                                 2072,4  g                              2300,0  g                                  90 %
protein                                   53,6  g(12%)                        48,75  g(12 %)                   109 %
fat                                          51,8  g(26%)                        54,92  g(< 30 %)                  94 %
carbohydr.                           291,2  g(62%)                      321,94  g(> 55 %)                  90 %
dietary fiber                          20,5  g                                  30,0  g                                  68 %
alcohol                                     0,0  g                                     -                                            -
PUFA                                      4,7  g                                     -                                            -
cholesterol                           270,1 mg                                   -                                            -
Vit. A                                2964,8 µg                                    -                                            -
carotene                                   4,5 mg                                   -                                            -
Vit. E (eq.)                              6,9 mg                                   -                                            -
Vit. B1                                    0,9 mg                                   -                                            -
Vit. B2                                    1,1 mg                                   -                                            -
Vit. B6                                    1,7 mg                                   -                                            -
tot. fol.acid                         195,8 µg                                    -                                            -
Vit. C                                  137,2 mg                                   -                                            -
sodium                              1148,9 mg                            1200,0 mg                                96 %
potassium                          2188,3 mg                                   -                                            -
calcium                                726,9 mg                                   -                                            -
magnesium                          356,0 mg                                   -                                            -
phosphorus                        1047,4 mg                                   -                                            -
iron                                        12,9 mg                                   -                                            -
zinc                                          8,5 mg                                   -                                            -


0 komentar: