GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang masih menghadapi masalah Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI merupakan masalah serius, karena
diperkirakan pada saat ini terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal
di daerah yang lingkungannya miskin iodium. GAKI adalah sekumpulan gejala yang
timbul, karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus
dalam jangka waktu cukup lama. GAKI dapat menyerang siapa saja baik perempuan,
pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang tinggal di daerah kekurangan
iodium. GAKI mempunyai dampak serius terhadap kesehatan manusia di antaranya
keguguran pada ibu hamil, lahir mati dan cacat bawaan pada janin, kretin
(cebol), keterbelakangan mental pada anak dan remaja dan yang paling banyak
terjadi adalah pembesaran kelenjar tiroid (gondok).
Iodium
adalah salah satu mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air
dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Iodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang
diperlukan tubuh untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan, sejak janin
hingga dewasa. Bahan makanan yang kaya iodium di antaranya terdapat pada ikan
laut, kerang dan kepiting. Selain itu, kebutuhan iodium dapat diperoleh dari
garam yang telah disuplementasi dengan iodium.
Di
Indonesia, remaja mempunyai risiko tinggi terhadap defisiensi energi-protein,
zat gizi besi, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya yang dapat mempengaruhi
metabolisme iodium.
BAB II
PEMBAHASAN
2.I Analisis
masalah GAKY pada Gizi
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh kekurangan yodium dalam
jangka waktu yang lama. GAKY ini merupakan salah satu masalah gizi utama di
Indonesia. GAKY diketahui mempunyai kaitan yang erat dengan gangguan
perkembangan mental dan kecerdasan. Oleh karena itu, semakin besar angka
prevalensi masalah GAKY, akan semakin menurunkan potensi sumber daya manusia.
Apabila di suatu wilayah di jumpai penderita gondok lebih dari 10%, maka daerah
itu dinyatakan daerah GAKY dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKY.
Pada umumnya masalah ini lebih banyak
terjadi di daerah pegunungan, dimana makanan yang dikonsumsinya sangat
tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat yang tumbuh
pada kondisi tanah dengan kadar yodium rendah.
Masalah gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok masyarakat yang
sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah wanita usia
subur, ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah.
Dewasa ini revalensi GAKY di Indonesia
relatif masih tinggi. Berdasarkan survei GAKY nasional revalensi gondok di Jawa
Timur dari 37 kabupaten/kota yang ada semuanya termasuk daerah endemis gondok,
meskipun banyak diantaranya termasuk endemis ringan. Adapun jumlah kecamatan
yang termasuk endermis adalah 505 dari 615 kecamatan yang ada (82,1%) dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 1 : Presentase Kecamatan Endemis Gondok
Kecamatan
|
Jumlah Kecamatan
|
Presentase
|
Kecamatan
endemis berat
|
88
|
(43%)
|
Kecamatan
endemis sedang
|
92
|
(14,9%)
|
Kecamatan
endemis ringan
|
325
|
(52,8%)
|
Kecamatan
non-endemis
|
110
|
(17,8%)
|
Jumlah desa yang berada di kecamatan
endemis sebanyak 6.871 desa dari 8.410 desa yang ada (81,7%) terdiri dari :
Tabel 2 : Presentase Desa Endemis Gondok
Desa
|
Jumlah Desa
|
Presentase
|
Jumlah desa di
kecamatan endemis berat
|
1.056
|
(12,5%)
|
Jumlah desa di
kecamatan endemis sedang
|
1.211
|
(14,3%)
|
Jumlah desa di
kecamatan endemis ringan
|
4.604
|
(54,7%)
|
Jumlah desa di
kecamatan non-endemik
|
1.539
|
(18,2%)
|
Adapun jumlah penduduk yang tinggal di
kecamatan endemis gondok sebesar 27.450.450 jiwa dari total penduduk Jawa Timur
33.543.969 jiwa (81,8%), yang terdiri dari :
Tabel 3 : Jumlah Penduduk di Kecaamatan Endemis Gondok
Jenis kecamatan
|
Jumlah penduduk
|
Presentase
|
Kecamatan
endemis berat
|
4.232.941
|
(18,2%)
|
Kecamatan
endemis sedang
|
5.107.053
|
(18,2%)
|
Kecamatan
endemis ringan
|
18.110.456
|
(18,2%)
|
Kecamatan
non-endemis
|
6.093.519
|
(18,1%)
|
Pada tahun 2002, sidang
United Nations General Assembly (UNGASS) telah menyepakati pembaruan komitmen
World Summit for Children tahun 1990, yaitu pencapaian eliminasi GAKY dan
universil salt iodization (USI) atau garam beryodium untuk semua, yaitu
konsumsi garam beryodium 90% secara berkesinambungan pada tahun 2005. Sementara
itu, target yang ditetapkan dalam Indonesia sehat adalah pencapaian USI pada
tahun 2010. Dengan demikian, kesenjangan antara status saat ini dan tujuan yang
akan dicapai masih cukup jauh.
Tahun 2003 dilakukan lagi survei
nasional yang dibiayai melalui Proyek IP GAKY, untuk mengetahui dampak dari
intervensi program penanggulangan GAKY. Dari hasil survei ini diketahui secara
umum bahwa TGR pada anak sekolah masih berkisar 11,1%. Survei nasional evaluasi
IP GAKY ini menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemis ringan, 13,1%
endemis sedang dan 8,2% kabupaten endemis berat. Hasil survei nasional tahun
2003 dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 4 : Total
Goiter Rate (TGR) 2003
No
|
Provinsi
|
TGR
|
No
|
Provinsi
|
TGR
|
1
|
N. Aceh
Darussalam
|
16
|
Jawa Barat
|
61
|
|
2
|
Sumatra
Utara
|
5,3
|
17
|
Jawa Tengah
|
62
|
3
|
Sumatra
Barat
|
9,8
|
18
|
Yogyakarta
|
63
|
4
|
Riau
|
1,7
|
19
|
Jawa Timur
|
64
|
5
|
Jambi
|
5,5
|
20
|
Banten
|
71
|
6
|
Sumatra
Selatan
|
9,9
|
21
|
Bali
|
72
|
7
|
Bengkulu
|
2,5
|
22
|
Nusa
Tenggara Barat
|
9,4
|
8
|
Lampung
|
13,2
|
23
|
Nusa
Tenggara Timur
|
28,4
|
9
|
Bangka
Belitung
|
52
|
24
|
Kalimantan
Barat
|
9,4
|
10
|
Jakarta
|
53
|
25
|
Kalimantan
Tengah
|
14,3
|
111
|
Kalimantan Selatan
|
1,2
|
26
|
Sulawesi
Tenggara
|
10,6
|
12
|
Kalimantan
Timur
|
6,5
|
27
|
Gorontalo
|
5,6
|
13
|
Sulawesi
Utara
|
0,7
|
28
|
Maluku
|
31,6
|
14
|
Sulawesi
Tengah
|
10,8
|
29
|
Maluku
Utara
|
44,9
|
14
|
Sulawesi
Selatan
|
10,5
|
30
|
Papua
|
Berdasarkan status yodium dalam urin
(Urinary Iodine Exrection atau UIE), hasil survei tahun 2003 menunjukkan bahwa
nilai rata-rata nasional UIE adalah 229 µg/l. Berdasarkan nilai median UIE ini
tidak ada provinsi yang tergolong kekurangan yodium (suatu daerah
dinyatakan kurang yodium jika rata-rata UIE < 100µg/l 3). Nilai median UIE
terendah (rata-rata 110 µg/l) adalah provinsi NTB dan tertinggi (rata-rata 337
µg/l) adalah Provinsi Bangka-Belitung.
Perubahan yang terjadi antara kedua
survei tersebut menunjukkan bahwa untuk beberapa daerah endemik berat dan
sedang telah terjadi perbaikan, namun munculnya daerah-daerah endemik berat,
sedang dan ringan yang baru memerlukan kajian yang lebih mendalam dan
penanganan yang lebih serius di masa depan, terutama berkaitan dengan nilai
rata-rata UIE yang cukup baik.
2.2 Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Penyebab
GAKY terdiri dari 2 faktor yaitu : faktor langsung dan tidak Langsung.
Faktor
Langsung
Akibat
Kekurangan Zat Yodium
Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Bila
kekurangan yodium, kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah. Kadar tiroksin
yang rendah akan merangsang kelenjar pitultary
untuk memproduksi lebih banyak hormon yang disebut TSH (thyroid stimulating
hormone). Hormon TSH menyebabkan kelenjar tiroid membesar karena jumlah dan
ukuran sel epitel membesar. Pembesaran kelenjar tiroid dengan produksi hormon yang rendah disebut
gondok sederhana atau non-goiter.
Bahan
Goitrogenik
Adanya zat goitrogenik pada bahan makanan merupakan faktor lain
yang ikut mempengaruhi terjadinya GAKY disuatu daerah. Beberapa jenis makanan
yang mempunyai sifat goitrogenik adalah
kubis (species brassica) kedelai mentah dan singkong yang belum dimasak.
Cara kerja zat goitrogenik ini adalah secara kompetisidengan menghambat
penangkapan yodium oleh sel kelejar gondok dan mengganggu proses iodisasi pada
pembentukan hormon tiroksin.
Dalam diet normal tidak
akan membahayakan tetapi yang dikonsumsi
hanya sayuran saja dalam jangka waktu yang lama akan timbul gondok akibat
konsumsin kubis yang berlebihan. Menurut jenis asalnya zat goitrogenik di bagi
menjadi 2 Macam : zat goitrogenik alami dan zat goitrogenik non-alami. Zat
goitrogenik alami merupakan linamarin pada singkong, pada labu siam, kulit ari
kacang tanah, kubis, dan belerang dari gunung berapi. Sedangkan zat goitrogenik
non alami meliputi goitrogenik dari bahan pencemar yaitu kelebihan pupuk orea,
peptisida dan bakteri E.colli. Menurut mekanismenya ada 2 tipe zat goitrogenik,
yaitu Tipe Perchlorate dan Tipe Thioracil.
Defisiensi
Protein
Sel tiroid adalah sel kelenjar yang mengekskresikan protein dalam
bentuk glikoprotein besar yang dinamakan tiroglobulin. Setiap molekul
tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin dan tirosin merupakan substrat
yang berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon tiroid. Hormon tiroid ini
terbentuk dalam molekul tiroglobulin, yaitu residu asam amino tiroid, hormon
tiroksin dan triiodotironin yang merupakan bagian molekul tiroglobulin.
Unsur
Sekelumit
Ada beberapa unsur sekelumit seperti timah hitam, rubidium, air
raksa dan tembaga serta unsur sekelumit tertentu lainnya yang berkaitan dengan
kasus GAKY. Seperti rendahnya unsur selenium dalam tubuh yang menyebabkan tubuh
lebih rentan terhadap unsur-unsur Ph, Rh, Hg dan Cu. Asupan yang berlebihan
dari unsur-unsyr ini akan membentuk ikatan yang kuat dengan yodium dalam tubuh,
sehingga terbentuk senyawa kompleks yang sulit dipecahkan yang berakibat yodium
di dalam tubuh tidak dapat digunakan, yang pada akhirnya berdampak pada
kurangnya hormon tiroid yang akan terefleksi dengan meningkatnya produk TSH.
Genetik
Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap
kejadian GAKY dan memang mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar
tiroid, contohnyaa ada kecenderungan bahwa penderita gondok lebih banyak wanita
daripada pria, faktor genetik ini banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi
faali daripada kelenjar tiroid.
Penyebab
Tidak Langsung
Gangguan akibat kekurangan yodium ini umumnya banyak dijumpai di
daerah-daerah yang tanahnya mengandung kadar yodium yang rendah sehingga hasil
produksi tanaman setempat juga berkadar yodium yang rendah pula. Ada 2 faktor
tidak langsung yang menyebabkan GAKY yaitu faktor geografis dan faktor non
geografis. Contoh dari faktor geografis adalah adanya erosi menyebabkan
yodiumhilang ke laut. Contoh dari faktor non geografis adalah daerah pinggiran kota yang lahan pertanniannya
mengalami penyempitan oleh industritrialisasi.
2.3 Akibat
kekurangan Zat Yodium
Pembesaran kelenjar gondok struma
simpleks adalah suatu pembesaran kelenjar tiroid yang timbul sebagai akibat
rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat kekurangan yodiumnya, semakin
besar ukuran kelenjarnya serta semakin besar komplikasi yang ditimbulkannya.
Kekurangan yodium yang berat pada ibu
hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga
akan disertai atau tidak diikuti dengan kerusakan susunan saraf pusat dan
hipotiroidisme. Secara klinis kerusakan secara pusat akan berupa retardasi,
gangguan pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan
bicara dan lain-lain.
Konsentrasi dari defisiensi yodium
terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat luas. Biasanya,
konsekuensi dari defisiensi yodium secara umum disebut gangguan kekurangan
yodium GAKY. Dampak negatif yang umum pada daerah yang kurang yodium
diantaranya :
Tabel 5 :
Spektrum GAKY pada Manusia
Tahap perkembangan
|
Kelainan
|
Fetus
|
Abortus
Lahir mati
Anomali
kongenital
Peningkatan
angka kematian bayi
Peningkatan
angka kematian perinatal
Kretin
neurologi
Kretin
myxoedematoma
Defek
psikomotor
Hipotiroid
fetal
|
Neonatus
|
Hipotiroid
Gondok
neonatal
|
Anak dan
remaja
|
Gondok
Hipotiroid
juvenil
Gangguan
fungsi mental
Kelambatan
perkembangan fisik
|
Dewasa
|
Gondok dengan
segala akibat
Hipotiroid
Gangguan
fungsi mental
|
Masalah
besar lainnya dibidang kesehatan dan sosial masyarakat yang diakibatkan oleh
GAKY adalah
1. Gaangguan pertumbuhan fisik
2. Gangguan perkembangan intelektualisme
3. Sulitnya mereka untuk dididik dan dimotivasi karena
rendahnya perkembangan mental
0 komentar: